
Dari Dua Kampung Menjadi Lima Dusun yang Bersatu
AWAL MULA
Awal mula terbentuknya Palem Jaya merupakan hasil penggabungan dua kampung, yakni Kampung Layau dan Kampung Mundun. Kedua kampung ini awalnya merupakan bagian dari wilayah administrasi desa lain sebelum pemekaran desa dilakukan. Setelah melalui proses persetujuan dari pihak kecamatan, lahirlah Desa Palem Jaya yang kita kenal sekarang.

Desa Palem Jaya terletak sekitar 8 kilometer dari pusat kecamatan, menjadikannya salah satu desa yang relatif jauh dari keramaian. Mayoritas penduduknya adalah suku Dayak Hibun dengan mayoritas beragama Kristen Katolik, mencerminkan kekayaan budaya dan spiritual masyarakatnya. Pada tahun 1965, saat awal pembentukan desa, Palem Jaya dipimpin oleh dua kepala kampung. Kampung Layau dikepalai oleh Bapak Dadap, sementara Kampung Mundun dipimpin oleh Bapak Anong. Seiring perkembangan zaman dan berdasarkan hasil pemetaan pemerintah, Desa Palem Jaya kini telah berkembang menjadi lima dusun. Kelima dusun tersebut adalah:
- Dusun Layau, yang saat ini dikepalai oleh Bapak Bernadiktus Menalu.
- Dusun Mundun, yang saat ini dikepalai oleh Bapak Agustinus St.h.
- Dusun Empawek, yang saat ini dikepalai oleh Bapak Sebastianus Yanto.
- Dusun Amang, yang saat ini dikepalai oleh Bapak Pianus Heri.
- Dusun Amang Kiara, yang saat ini dikepalai oleh Bapak Lanuk.
Etimologi Palem
Menariknya, nama “Palem Jaya” sendiri merupakan singkatan dari kelima dusun ini: Pejugan-Amang-Layau-Empawek-Mundun. Persatuan kelima dusun ini membentuk satu desa yang kokoh, dengan Bapak Matheus Yus tercatat sebagai Kepala Desa pertama yang memimpin Palem Jaya pada periode 1994 hingga 1999. Sejarah Desa Palem Jaya ini menjadi bukti nyata bagaimana kolaborasi dan persatuan mampu membentuk sebuah komunitas yang kuat dan terus berkembang dari masa ke masa.